Gagal Berangkat! Ini Penyebab LPK Jepang Tak Bisa Kirim Migran Indonesia
![]() |
Penyebab LPK Jepang Tak Bisa Kirim Migran Indonesia |
Apa penyebabnya? Beberapa Lembaga
Pelatihan Kerja (LPK) dilaporkan tidak bisa mengirim pesertanya ke Jepang.
Ini bukan sekadar kendala
administratif, tapi merupakan buntut kasus migran Indonesia di Jepang
yang sempat mencuat ke publik.
Kasus
yang Mencoreng Reputasi
Awal kemunculan berita ini
berasal dari video viral yang beredar di platform TikTok, video tersebut
memperlihatkan seorang pria dengan akun yang bernama @ferlisfelix ini
membagikan sebuah pengalaman pahit saudaranya usai dikabarkan gagal berangkat
ke Jepang sebagai pekerja migran Indonesia.
Hal ini ditandai akibat dari
kasus yang tengah ramai saat ini, beberapa di antaranya adalah pencurian,
perampokan, dan membuat suatu forum yang tidak berizin yang kemudian berimbas
ke seluruh calon migran Indonesia.
“Terus itu udah bergerak
loh pemerintahan Jepang loh gara-gara Indonesia, bukan soal silat doang, begal,
nyuri besi, uang rongsok.” Ujar Ferlis.
Ia juga mengingatkan
kepada para calon pelamar agar lebih dipersiapkan kembali tujuan untuk pergi
Jepang untuk sekedar berpariwisata atau mencari penghasilan, maka yang perlu
diperhatikan adalah tentang budaya negara tersebut.
“Tolonglah ya budaya
Indonesia yang buruk ya, tinggalin dulu kalo mau kerja di luar negeri, kalian
harus siap mental menerima budaya luar.” Sambung Ferlis.
Alasan LPK Jepang
Menggagalkan Keberangkatan
Dalam video yang tidak disebutkan nama Lembaga penyelenggara
LPK Jepang tersebut, pria ini menceritakan penyebab saudaranya gagal ke Jepang.
Singkatnya, LPK Jepang tersebut mengecek latar belakang
saudara Ferlis tersebut untuk memastikan apakah ia mempunyai riwayat pernah
mengikuti organisasi silat atau tidak.
Ternyata saudaranya pernah mengikuti karate saat bersekolah, maka dari itu pihak LPK Jepang memutuskan untuk membatalkan keberangkatannya dan mengembalikan biaya sebesar 80% beserta passport.
Kasus gagalnya LPK memberangkatkan peserta bukan semata
karena Jepang menutup pintu, tapi karena evaluasi kualitas yang semakin ketat.
Selama patuh aturan, beretika, dan berproses legal, peluang kerja ke Jepang tetap terbuka.